English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Hidup di Antara Luka dan Harapan: Belajar Bertahan Saat Kecewa Datang Silih Berganti

Di balik senyum yang terlihat tenang, sering kali tersimpan luka yang tak mudah diceritakan. Masa lalu meninggalkan jejak, kenangan lama sulit terlupa, dan beban hidup perlahan mengisi jiwa. Namun, di tengah semua itu, manusia tetap melangkah—bertahan meski hati rapuh.

Rasa kecewa kerap datang tanpa aba-aba. Ia menggores perasaan, menguji keteguhan, dan membuat langkah terasa berat. Ada saatnya lelah menyerang, membuat seseorang ingin berhenti sejenak dari perjalanan hidup. Tetapi harapan, sekecil apa pun, selalu menemukan caranya untuk tetap menyala.

Hidup memang berjalan di antara luka dan harapan. Seperti malam yang panjang menunggu fajar, gelap tak pernah benar-benar abadi. Rasa sakit mengajarkan arti bertahan, sementara harapan memberi alasan untuk bangkit. Setiap luka bukan akhir, melainkan bagian dari proses menuju kedewasaan jiwa.

Ketika luka tak kunjung reda, doa menjadi tempat bersandar. Dalam keheningan, manusia belajar menggenggam keyakinan bahwa esok hari akan membawa sesuatu yang lebih baik. Hidup terus bergerak, meski langkah tertatih. Tak ada alasan untuk menyerah, karena damai sering kali ditemukan di tengah perjalanan, bukan di garis akhir.

Bertahan bukan berarti lemah. Justru di sanalah kekuatan sejati tumbuh. Selama harapan masih dijaga dan doa terus dipanjatkan, luka perlahan akan menemukan maknanya. Dan pada waktunya, hati akan belajar berdamai.

[Sumber YouTube : Antara Luka Dan Harapan - Lirik | Yuto Pilar]

No comments:

Powered by Blogger.